Asar Humanity

08 Feb 2024 23:27

Share

Israel Krisis Senjata: Disaat AS dan Jepang Sepakat Stop Pasokan Amunisi

AsarNews, Gaza - Israel kini mulai mengalami krisis senjata yang dipakai untuk membombardir wilayah Palestina. Selain boros pemakaian amunisi, negara-negara sahabatnya pun kini mulai enggan memasok alat-alat dan amunisi untuk negara zionis tersebut.

Dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Belgia dan Italia sepakat untuk menghentikan semua ekspor senjata, amunisi perang serta bahan peledak bubuk mesiu ke Israel.

Penangguhan tersebut dilakukan setelah Mahkamah Internasional menentang invasi dan aksi genosida yang dilakukan Israel hingga menyebabkan lonjakan korban jiwa yang mencapai 27.000 orang, sebagaimana dikutip dari Anadolu Ajansı.

Dalam keterangan tertulisnya Pemerintah regional Wallonia di Belgia menjelaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas terhadap tindakan genosida yang dilakukan Israel , salah satunya dengan menangguhkan dua izin yang diberikan kepada perusahaan PB Clermont yang kerap memasok senjata ke Israel.

“Izin ekspor yang diberikan pada awal 2023 kepada pabrik amunisi PB Clermont yang berlokasi di Engis (Liège) kini ditangguhkan oleh Menteri-Presiden Wallonia Elio Di Rupo sesuai Perintah Mahkamah Internasional ,” kata Menteri Perumahan Belgia, Christophe Collignon.

Hal serupa juga turut dilakukan Pemerintah Italia, lewat pengumuman yang dirilis Menteri Luar Negeri Antonio Tajani, ia mengungkapkan bahwa negaranya saat ini telah menghentikan pasokan senjatanya kepada pabrik - pabrik Israel meski Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu terus mendesak agar segera mengirimkan senjata tambahan ke tentara yang berada di jalur Gaza.

Daftar negara yang Setop Dukung Israel

Selain Belgia dan Italia, sejumlah negara besar lainnya telah lebih dulu melakukan langkah serupa dengan memutus semua kerjasama ekspor senjata dengan tujuan untuk menghentikan genosida di Gaza.

Seperti perusahaan asal Jepang Itochu Corp yang menyatakan bahwa unit penerbangan mereka akan menghentikan kerja sama dengan perusahaan senjata Israel Elbit Systems Ltd. pada akhir Februari karena perang di Jalur Gaza.

Kepala Keuangan Itochu Tsuyoshi Hachimura menuturkan keputusan itu diambil setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel bulan lalu untuk mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

Kemudian ada Australia yang juga ikut menunda pengiriman senjata dan arteri tempur untuk militer Israel. Pengereman terjadi pasca perang di Gaza pecah pada 7 Oktober lalu, sejak saat itu pemerintahan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mulai mengabaikan permintaan PM Israel Benyamin Netanyahu untuk melakukan persetujuan ekspor senjata dan peralatan militer.

Selain sedang berperang melawan Hamas, Israel juga terus menerus diserang oleh militan Hizbullah. Bahkan kini Hizbullah makin percaya diri menggempur wilayah-wilayah negara Yahudi tersebut.

Media di Tel Aviv bahkan menyebutkan kini, kelompok militan di Lebanon tersebut telah mengetahui kelemahan Israel. Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, tidak pernah ragu untuk menantang Israel, di arena militer dan media.

Menurut laporan itu, sejauh ini Hizbullah, hanya menggunakan lima persen kekuatan militernya dalam perang melawan pasukan Israel.

Sejak memegang tampuk kepemimpinan Hizbullah, Sayid Hassan Nasrullah, kata laporan itu, memusatkan perhatian pada perang melawan pasukan Israel.