Asar Humanity

07 Nov 2023 15:43

Share

Kata PBB: Gaza Adalah "Kuburan Anak-anak" dengan 10.000 Korban Jiwa

AsarNews, Gaza - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan Gaza sebagai "kuburan bagi anak-anak" dalam pernyataannya hari Senin (6/11/2023). Ini muncul seiring berlanjutnya eskalasi kekerasan di kawasan tersebut. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah melebihi angka tragis 10.000 orang.

Baik Israel maupun kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza telah menolak tuntutan untuk gencatan senjata dari komunitas internasional. Israel meminta pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas saat insiden di Israel selatan pada 7 Oktober sebagai syarat pertama. Di sisi lain, Hamas menyatakan mereka tidak akan melepaskan sandera atau menghentikan pertempuran selama serangan Israel berlanjut.

Antonio Guterres menggambarkan situasi saat ini sebagai "Operasi darat oleh Pasukan Pertahanan Israel dan pemboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan fasilitas PBB. Tidak ada yang aman." Namun, Hamas dan kelompok militan lainnya juga disalahkan karena menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan terus meluncurkan roket ke arah Israel.

7AXI4UZUIZO3JADTMWLTUXHCEI
Korban dalam konflik ini juga mencakup petugas medis, jurnalis, dan karyawan organisasi bantuan. Organisasi internasional melaporkan rumah sakit di Gaza tidak lagi mampu menangani korban luka, sementara pasokan makanan dan air bersih semakin menipis, dan bantuan kemanusiaan belum mencukupi.

Saat ini, Amerika berusaha untuk menyusun jeda konflik yang memungkinkan bantuan mencapai Gaza, meskipun gencatan senjata penuh masih menjadi tujuan utama. Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan menyuarakan dukungan untuk Israel sambil menekankan perlunya melindungi warga sipil.

Wajah para sandera proyeksikan di tembok Kota Tua Yerusalem sebagai pengingat akan tragedi yang tengah berlangsung. Situasi Gaza semakin mendesak, dan komunitas internasional terus menekan untuk mencapai gencatan senjata dan membantu warga sipil yang terdampak.