Asar Humanity

24 Oct 2025 17:38

Share

Zakat: Bukan Sekadar Kewajiban, Tapi Jalan Kemanusiaan

Setiap rezeki yang kita miliki, sesungguhnya bukan hanya milik kita sendiri. Di dalamnya ada hak orang lain yang harus ditunaikan — hak mereka yang hari ini mungkin sedang berjuang untuk makan, berobat, atau sekadar bertahan hidup.

Itulah mengapa Islam menghadirkan zakat, bukan sekadar sebagai kewajiban, tapi sebagai jalan kemanusiaan.

Zakat bukan hanya tentang memberi, tapi tentang menyucikan dan menumbuhkan. Kata “zakat” berasal dari akar kata zakā, yang berarti bersih, tumbuh, dan berkah. Artinya, ketika seseorang menunaikan zakat, hartanya tidak berkurang — justru bertambah keberkahannya.


Makna dan Tujuan Zakat

Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai syarat harta (nisab dan haul) untuk mengeluarkan sebagian dari hartanya kepada mereka yang berhak (mustahik).
Zakat bukan sekadar angka yang dikeluarkan dari tabungan, tapi jembatan kasih antara yang mampu dan yang membutuhkan.

Melalui zakat, kesenjangan sosial dapat ditekan, harapan tumbuh, dan kehidupan menjadi lebih adil. Karena zakat mengajarkan satu hal penting: bahwa keberkahan hidup hadir ketika kita peduli pada sesama.


Ketika Zakat Menemukan Wajahnya di Wajah Para Lansia

Di penjuru negeri, ada begitu banyak lansia yang menjalani hari dengan segala keterbatasan. Tubuh mereka mulai rapuh, penghasilan sudah tak ada, sementara kebutuhan hidup tetap berjalan.

Melalui zakat, kita tidak hanya memberi nasi di piring mereka, tapi juga menyalakan kembali rasa tenang dan bahagia di hati mereka. Itulah wajah nyata dari zakat: membangun kemanusiaan yang tak lagi membedakan usia dan keadaan.


Saatnya zakatmu hadir untuk mereka.
Bantu para lansia di pelosok agar tak lagi lapar dan tak berdaya.
Setiap zakat yang kamu titipkan akan menjadi penguat di masa tua mereka — bahwa masih ada cinta yang menjaga.

🔗 Salurkan zakat terbaikmu melalui:
https://donasi.asarhumanity.org/campaign/461/lapar-tak-berdaya-zakatmu-bantu-lansia-pelosok