Asar Humanity

02 Oct 2024 14:48

Share

Hampir 1 Tahun Genosida di Palestina: Lebih dari 17.000 Anak Meninggal Dunia

ASARNews, Gaza – Tragedi kemanusiaan di Palestina terus berlanjut, memasuki tahun pertama genosida sistematis terhadap warga Palestina sejak tragedi taufan Al-Aqsa 7 Oktober 2024. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh pihak otoritas Palestina, sebanyak 41.615 jiwa meninggal dunia di antaranya lebih dari 17.000 anak telah kehilangan nyawa dalam setahun terakhir akibat kekerasan yang terus berlangsung, Selasa (02/09).

Situasi di Gaza semakin memburuk dengan blokade yang memperparah krisis kemanusiaan, membuat akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan perawatan medis hampir tidak tersedia. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan dalam situasi ini, terjebak di antara konflik yang tak kunjung berakhir.

Juru bicara otoritas Palestina, Dr. Ahmed Al-Khatib dalam pernyataan resminya mengatakan, "Kami sedang menyaksikan kehancuran masa depan generasi mendatang. Lebih dari 17.000 anak telah meninggal dunia akibat serangan langsung atau dampak dari blokade yang menciptakan kelaparan dan kekurangan gizi. Ini bukan sekadar statistik, ini adalah anak-anak yang kehilangan hak dasar mereka untuk hidup dan tumbuh dengan aman."

Dr. Al-Khatib juga menambahkan bahwa situasi ini merupakan kejahatan kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari komunitas internasional. “Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat global untuk tidak tinggal diam. Dunia tidak boleh mengabaikan penderitaan rakyat Palestina, terutama anak-anak yang menjadi korban utama dalam perang ini,” tegasnya.

Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional juga telah mengkonfirmasi krisis yang semakin dalam, dengan memperkirakan angka korban terus meningkat jika tidak ada upaya signifikan untuk menghentikan aksi genosida.

Meski seruan untuk perdamaian dan resolusi konflik terus disuarakan, prospek untuk mencapai kesepakatan damai antara Palestina dan pihak-pihak terkait masih sangat jauh. Di lapangan, warga sipil, terutama anak-anak, terus menjadi korban dari konflik yang berkepanjangan dan tindakan genosida yang belum berakhir.