Asar Humanity

30 Aug 2024 15:17

Share

Berikut Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat Sampai Awal September, Cek Wilayahmu!

AsarNews, Depok - Aktifnya sejumlah fenomena cuaca global dan lokal memicu kondisi curah hujan tinggi di beberapa wilayah, terutama kawasan timur, Indonesia buat seminggu ke depan.

"Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur seperti Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua masih memiliki potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 Agustus–5 September.

"Potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktivitas fenomena cuaca global, berupa aktifnya Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO. Selain itu, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, kelembapan udara yang tinggi, serta labilitas atmosfer yang menciptakan kondisi udara labil dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan," urai BMKG.

Analisis dan pantauan BMKG dalam sepekan terakhir menunjukkan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara masih cukup tinggi.

Tercatat hujan dengan intensitas sangat lebat (100-150 mm/hari) di Stasiun Meteorologi Minangkabau (148 mm/hari), 19 Agustus; di Stasiun Meteorologi Pattimura (154 mm/hari), 22 Agustus; di Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok (151 mm/hari), 26 Agustus; dan di Stasiun Mozez Kilangin (104 mm/hari), 28 Agustus.

Sejauh ini, BMKG menyebut nilai Nino 3.4, yang mencerminkan anomali iklim La Nina dan El Nino, tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Yang berpengaruh pada peningkatan awan hujan (konvektif) ini adalah, pertama, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), yang merupakan gerombolan awan dari arah Afrika, yang diprediksi aktif di wilayah Samudra Hindia (fase 3) menuju Maritime Continent/Wilayah Indonesia (fase 4) seminggu ke depan.

Kedua, aktivitas gelombang ekuator Kelvin, yang terprediksi aktif di wilayah di Laut Natuna, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Lampung bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Laut Jawa, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi bagian selatan;

Ketiga, gelombang atmosfer Rossby, yang diprediksi aktif di wilayah Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Samudra Pasifik timur laut Papua.

Keempat, sirkulasi siklonik, yang terpantau di perairan utara Papua Barat yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di perairan utara Papua Barat.

Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya memanjang di Sumatra Barat, di Lampung, di perairan barat Bengkulu, di perairan selatan Jawa Timur, di Laut Flores, di Laut Jawa, di Laut Sulawesi, dari Laut Maluku hingga Sulawesi Utara, di Laut Seram, dan di Papua Selatan.

Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di perairan utara Papua Barat.

Kelima, Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.

Ini terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian besar Kalimantan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua pegunungan dan Papua Tengah.

"PERINGATAN DINI: Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 30 Agustus - 5 September 2024," kata BMKG.