Asar Humanity

05 Mar 2024 09:30

Share

Bantuan Airdrop dari AS untuk Penduduk Gaza Dinilai Hanyalah Formalitas

AsarNews, Gaza - Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan makanan ke Gaza melalui udara. Namun tindakan ini dikritik oleh kelompok bantuan lantaran rencana Washington disebut tidak efisien.

Pesawat kargo militer AS telah menjatuhkan makanan ke Gaza melalui udara. Ini merupakan rangkaian bantuan pertama yang dijatuhkan ketika kelompok kemanusiaan mengkritik Israel karena memblokir akses ke jalur yang terkepung.

"AS, bersama dengan angkatan udara Yordania, melakukan gabungan serangan udara bantuan kemanusiaan ke Gaza ... untuk memberikan bantuan penting kepada warga sipil yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung," kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (2/3/2024) lalu, seperti dikutip Al Jazeera.

"Pesawat-pesawat C-130 menjatuhkan lebih dari 38.000 makanan di sepanjang garis pantai Gaza yang memungkinkan warga sipil mengakses bantuan penting," tambahnya.

Langkah Amerika ini dikritik karena tidak efisien dan hanya merupakan langkah hubungan masyarakat oleh anggota organisasi bantuan internasional.

"Penerjunan udara ini bersifat simbolis dan dirancang sedemikian rupa untuk menenangkan pangkalan domestik," kata Dave Harden, mantan direktur USAID untuk Tepi Barat. "Yang perlu dilakukan adalah lebih banyak [pembukaan] penyeberangan dan lebih banyak truk yang masuk setiap hari."

"Saya pikir Amerika Serikat lemah dan itu sangat mengecewakan saya," tambah Harden. "AS mempunyai kemampuan untuk memaksa Israel memberikan lebih banyak bantuan dan jika tidak melakukan hal tersebut, maka kita akan membahayakan aset dan rakyat kita dan berpotensi menciptakan lebih banyak kekacauan di Gaza."

Badan amal Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) yang berbasis di Inggris juga menggemakan pernyataan Harden. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS, Inggris, dan negara-negara lain seharusnya bekerja untuk "memastikan bahwa Israel segera membuka semua penyeberangan ke Gaza untuk mendapatkan bantuan."

Oxfam juga mengecam rencana pemerintahan Biden, dan menyebut upaya tersebut sebagai upaya untuk meredakan rasa bersalah para pejabat AS.

"Sementara warga Palestina di Gaza berada di ambang kehancuran, memberikan bantuan dalam jumlah kecil dan simbolis ke Gaza tanpa adanya rencana distribusi yang aman tidak akan membantu dan akan sangat merendahkan martabat warga Palestina," kata Scott Paul, yang memimpin advokasi Oxfam untuk pemerintah AS dalam sebuah pernyataan di X.

Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengkritik AS karena bertindak sebagai "negara yang lemah dan terpinggirkan" yang tidak mampu memberikan bantuan kepada Palestina.

Sehari sebelum pengiriman bantuan via udara, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bahwa AS akan mengirimkan bantuan melalui udara ke sana. Pernyataan ini keluar setelah lebih dari 100 warga Palestina terbunuh di Gaza utara saat mengantri untuk mendapatkan bantuan pada Kamis lalu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada Jumat bahwa AS akan melakukan beberapa serangan udara dalam beberapa minggu ke depan, yang akan dikoordinasikan dengan Yordania.

Menurut seorang pejabat AS, pemerintahan Biden juga mempertimbangkan pengiriman bantuan melalui laut dari Siprus.

Sejak perang Israel dimulai pada tanggal 7 Oktober setelah serangan Hamas, Israel telah melarang masuknya makanan, air, obat-obatan dan persediaan lainnya, kecuali sejumlah kecil bantuan yang masuk ke selatan dari Mesir di penyeberangan Rafah dan Penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) Israel.