Asar Humanity

27 Oct 2023 10:14

Share

Terkuak! Fakta Lagu “Salam Ya Mahdi” Adalah Lagu Syi'ah Bukan Palestina

AsarNews, Depok - Di jagat maya sedang menjadi trending topik backsong untuk serentetan cuplikan tentang Palestina, namun diketahui bahwa lagu “Salam Ya Mahdi” adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi di Libanon dengan aliran syiah. Salam Ya Mahdi ternyata lagu Syiah, tak ada kaitannya dengan Palestina.

Namun, ada beberapa fakta yang ada dilagu “Salam Ya Mahdi”, ini dia penjelasannya.

Salam ya Mahdi adalah lagu syiah yang ditujukan kepada sosok imam kedua belas mereka, yang bernama Muhammad al Mahdi bin Hasan Al Askari.

Salam ya Mahdi bukan lagu Palestina

Muhammad al Mahdi hidup pada abad kesembilan masehi dan menduduki urutan imam kedua belas dalam syiah di mana oleh syiah sosok al mahdi ini diyakini telah hilang dalam peristiwa ghaibatul kubra dan diyakini diberikan umur panjang hingga nanti akan muncul lagi di akhir zaman.

Untuk membela umat syiah melawan musuh musuh mereka dan video klipnya juga itu di Lebanon dan nyanyikan oleh orang orang syiah Lebanon ya bukan di Palestina jadi imam mahdi versi sunni dan versi syiah itu berbeda gitu.

Mereka meyakini jika Al-Mahdi diberikan umur panjang hingga nanti akan muncul kembali ketika akhir zaman dan akan membela Kaum Syiah untuk dapat bertahan dalam situasi yang sulit serta memberi harapan masa depan yang penuh keadilan.

Orang-orang Syiah berkeyakinan bahwa Al-Mahdi tengah sembunyi. Sebagaimana dinyatakan Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ashbahani radhiyallahu ‘anhu yang mengutip pernyataan Al-Kulaini (seorang pendeta terkemuka Syiah) dalam kitabnya Al-Kafi, bahwa Al-Mahdi yang diyakini kaum Syiah terhalangi kemunculannya karena takut dibunuh. Lantas, dia akan muncul dari dalam bangunan bawah tanah Samarra.

Namun, perkataan kaum Syi’ah yang meyakini Al-Mahdi menetap dalam bangunan bawah tanah Samarra cuma sekadar mitos belaka. Seperti diungkapkan Ibnu Katsir radhiyallahu ‘Anhu dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim (hal. 44), bahwa keyakinan orang-orang Rafidhah yang menyatakan bahwa Al-Mahdi sekarang berada di bangunan bawah tanah Samarra dan mereka akan menunggu munculnya pada akhir zaman nanti; merupakan satu bentuk igauan yang hina dari setan. Sebab, tidak ada dalil maupun keterangan sama sekali baik dari Alquran maupun As-Sunnah. Tidak pula dari akal yang shahih dan istihsan.

Sementara itu, jauh berbeda dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni) meyakini bahwa Al-Mahdi akan muncul pada akhir zaman, sebelum Nabi Isa Alayhissalam turun. Dia seorang laki-laki keturunan ahlul bait. Melalui dia, Allah Swt kokohkan agama. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun. Pada masanya bumi dipenuhi dengan keadilan sebagaimana kelaliman dan kezaliman sempat meliputi bumi sebelumnya. Umat merasakan nikmat di bawah kekuasaannya dan belum pernah ada kenikmatan yang dirasakan seperti itu. Bumi mengeluarkan tetumbuhan, langit mengguyuri dengan hujan. Kala itu, harta diberikan tanpa batas. (Asyrath As-Sa’ah, Yusuf bin Abdillah Al-Wabil, hal. 249, At-Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhirah, Al-Qurthubi, hal. 517)

Ahlus Sunnah wal Jamaah juga meyakini bahwa Al Mahdi adalah seorang laki-laki yang bernama seperti Rasulullah Shalallahu alayhi wa sallam dan nama ayahnya seperti nama ayah Nabi Shalallahu alayhi wa sallam. Maka, dia bernama Muhammad atau Ahmad bin Abdillah. Dia dari keturunan Fathimah bintu Rasulillah Shalallahu alayhi wa sallam, kemudian berasal dari Al-Hasan bin ‘Ali ra. Menurut Ibnu Katsir ra dalam An-Nihayah fil Fitan wal Malahim, disebutkan nama Al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdillah Al-‘Alawi Al-Fathimi Al-Hasani.

Maka, sosok Al-Mahdi yang disebutkan kalangan Syiah Rafidhah adalah sosok yang batil. Ini bertentangan dengan hadits-hadits shahih sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu alayhi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra:

“Andai tak tersisa lagi di dunia kecuali satu hari yang Allah panjangkan hari itu sehingga akan muncul seorang laki-laki dari keturunanku atau dari ahli baitku, yang namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku, (saat itu) bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi dengan kelaliman dan kezaliman.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

“Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku.” (menunjukkan) bahwa Al-Mahdi yang dikabarkan Nabi Shalallahu alayhi wa sallam namanya Muhammad bin Abdillah bukan Muhammad bin Al-Hasan.