Asar Humanity

31 Aug 2023 17:56

Share

Sijago Merah Lahap Bangunan di Johannesburg Afrika Selatan, 70 Lebih Warga Tewas

Johannesburg, AsarNews - Kebakaran hebat terjadi pada Kamis (31/8) waktu dini hari setempat, gedung lima lantai yang terletak di sudut Jalan Alberts dan Delvers di kawasan pusat bisnis Johannesburg ini disebut sebagai “salah satu bangunan yang dibajak dan ditinggalkan di pusat kota” oleh pejabat Layanan Manajemen Darurat (EMS) Johannesburg, Robert Mulaudzi.

F41ivTYXMAAaC1C
Bangunan ini sudah seperti tempat pengungsian bagi warga Afrika yang tunawisma, di dalam gedung tersebut ratusan orang tinggal dan menetap, karena sudah ditinggalkan oleh pemiliknya. 

Menurut pejabat keamanan setempat, tidak diketahui pasti penyebab kebakaran gedung lima lantai tersebut. Petugas kebakaran juga sudah berusaha maksimal untuk meminimalisir meningkatnya jumlah korban dengan melakukan pencarian dan evakuasi warga di setiap lantainya.

Beberapa orang yang tinggal di gedung yang terbakar nekat melemparkan diri mereka ke luar jendela untuk menghindari kobaran api dan mungkin saja meninggal karenanya, kata seorang pejabat pemerintah setempat kepada kantor berita Associated Press (AP).

2023-08-31T074532Z_1485403203_RC2VY2AM2113_RTRMADP_3_JOHANNESBURG-FIRE-1693470659
Mengutip dari laman Twitter resmi Pemerintahan Kota Johannesburg @CityofJoburgZA, menyebutkan korban jiwa saat ini telah mencapai 73 jiwa meninggal dunia dan 52 orang lainnya terluka serius akibat kebakaran. 

Kebakaran yang terjadi pada Kamis dini hari itu terjadi di sebuah gedung di Marshalltown, Johannesburg tengah.

Dulunya merupakan pusat bisnis besar di kota terkaya di Afrika, wilayah dalam kota Johannesburg sebagian besar telah mengalami kerusakan dalam beberapa dekade sejak berakhirnya apartheid di Afrika Selatan.

Banyak perusahaan besar yang melarikan diri ke daerah lain.

2023-08-31T074456Z_741024215_RC2UY2AP8ELC_RTRMADP_3_JOHANNESBURG-FIRE-1693470716

Kini, pusat kota menjadi rumah bagi puluhan ribu orang, termasuk pengungsi dan migran dari seluruh benua Afrika.

Banyak yang pindah ke Johannesburg untuk mencari peluang yang lebih baik. Namun mereka yang tidak memiliki penghasilan seringkali terpaksa hidup dalam kondisi yang kurang ideal, termasuk di pemukiman informal atau bangunan yang secara resmi telah “ditinggalkan”. []