Asar Humanity

21 Mar 2024 16:26

Share

Banjir Demak-Kudus Kian Memburuk, Hingga Adanya Isu Kemunculan Selat Muria

AsarNews, Demak - Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah disebut terparah sepanjang masa.

Bahkan pada hari ini, Rabu (20/3/2024), banjir kian meluas hingga merendam 13 kecamatan atau 70 desa. Puluhan ribu warga pun terpaksa mengungsi karena rumahnya kebanjiran.

Kepala BPBD Kabupaten Demak, Agus Nugroho mengatakan, Kecamatan Karanganyar terendam banjir hingga ketinggian air sampai 3 meter.

Saat ini, seluruh warganya pun memilih untuk mengungsi.

Siklus bencana hidrometeorologi air itu menjadi langganan di Jawa Tengah. Pemerintah pun dianggap belum memberikan usaha maksimal atau terkesan pasif dalam menangani banjir di Jawa Tengah. Padahal, perlu upaya serius menyelesaikan akar masalah banjir di kawasan tersebut.

Terpisah, Koordinator Omah Publik Nanang Setyono pun menilai pemerintah pusat bersikap diam soal banjir berlarut-larut yang melanda Demak, Kudus, dan Semarang.

Pemerintah pusat menurutnya memang sudah bekerja melalui BNPB dengan memberikan bantuan kepada warga. Namun, upaya itu pun dinilai tidak cukup.

"Perhatian pemerintah pusat kurang, dan sekali lagi bahwa yang dirasa oleh masyarakat terdampak banjir sangat berbeda perhatian dan perlakuannya pemerintah pusat dalam hal ini presiden dan menteri termasuk anggota DPR," kata Nanang.

Banjir di sejumlah wilayah Jawa Tengah merupakan kumulatif dari berbagai masalah yang menahun. Salah satunya banyak aliran sungai yang tidak maksimal fungsinya.

Hujan tanpa intensitas tinggi pun menurutnya bisa membuat Jawa Tengah terendam.

Ia juga menyebut di Demak banyak ruang air atau ruang resapan air yang malah dijadikan sebagai lokasi industri. Pun banyak dataran tanah yang seharusnya menjadi tempat resapan air disulap menjadi pemukiman warga.

Hal ini menjadi penting mengingat Demak rentan menjadi korban kerusakan alam dari wilayah atas di wilayah Jawa Tengah. Sehingga upaya adaptasi dan mitigasi juga harus dilakukan dari akar masalah.